Info Ekonomi & Bisnis

STIE YP NUSANTARA NEWS,,,,,,,,,,

Bursa Asia Dibuka Positif, Apakah IHSG Akan Mengekor?

 
  Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 5,23 poin (0,12%) ke level 4.335,38 (25/10). Pada perdagangan kemarin IHSG cenderung bergerak flat yang disebabkan oleh sepinya katalis positif yang mempengaruhi pergerakan bursa saham global.
Semalam bursa Wall Street kembali melemah dimana Dow Jones turun 25,19 poin (-0,19%), S&P terpangkas 4,36 poin (-0,31%) dan Nasdaq terkoreksi 8,77 poin (-0,29%). Sedangkan bursa Asia pagi ini cenderung dibuka menguat dimana indeks Nikkei mengalami penguatan sebesar 30,39 poin (0,344%) dan Kospi sempat terperosok 2,09 poin (0,11%).
Secara teknikal saat ini IHSG berada pada pola downtrend setelah pekan lalu berhasil memecahkan rekor tertingginya. Indikator MACD membentuk pola downtrend dimana bergerak turun keluar dari titik jenuh beli . Begitu juga dengan indikator MACD, trend tertekan turun oleh histogram positif yang memendek. Sedangkan pada Moving Average 20 dan 200 masih bergerak uptrend.
Diperkirakan hari ini IHSG cenderung mengalami koreksi dengan support di level 4.260 dan resistance di level 4.360-4.370. Nampaknya sentimen negatif dari pelemahan bursa Wall Street tadi malam akan kembali menekan pergerakan IHSG. Adanya prediksi dari The Fed bahwa pertumbuhan industri China dan industri perumahan AS cenderung tidak akan banyak mengalami perubahan, membuat pasar kembali lesu.
Selain itu pelaku pasar cenderung khawatir akan perlambatan perekonomian global yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan global. Adapun saham saham yang dapat diperhatikan pada pergerakan hari ini adalah PTPP, UNTR, AUTO, ITMG dan HMSP.

HARGA EMAS DUNIA

Vibiznews – Commodity) – Pada perdagangan elektronik di Asia hari ini harga emas terpantau berusaha untuk menguat (25/10). Harga logam mulia ini bergerak naik setelah pada perdagangan kemarin mencapai level terendah dalam 1.5 bulan belakangan. Harga emas naik didorong oleh dolar AS yang mulai mengalami koreksi melemah terhadap rival-rivalnya.
Tadi malam harga emas mengalami penurunan menembus level 1700 dolar untuk pertama kalinya sejak tanggal 7 September lalu akibat keputusan Fed untuk mempertahankan program stimulusnya guna menggenjot kinerja pasar tenaga kerja.
Dalam pernyataannya setelah melakukan pertemuan selama dua hari, Fed mengulangi komitmennya untuk mempertahankan suku bunga rendah di AS hingga pertengahan tahun 2015 mendatang.
Pada hari ini harga emas bergerak naik karena dolar mulai surut. Harga emas tampak berada pada posisi 1706.65 dolar per troy ons, mengalami kenaikan sebesar 4.9 dolar dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan sebelumnya.
Analis Vibiz Research menilai bahwa pergerakan harga emas masih cenderung bepotensi berada dalam pola melemah. Pasalnya harga emas saat ini masih dipengaruhi oleh sentimen negatif mengenai kondisi ekonomi Eropa yang lesu. Beberapa rilis data dari kawasan euro Jumat besok diprediksi akan menunjukkan pelemahan.
(Ika Akbarwati/IA/vbn)

HARGA KOMODITAS JAGUNG MELEMAH
 Berkebalikan dengan pergerakan harga kedelai yang mengalami peningkatan cukup sehat, harga jagung berjangka di akhir perdagangan bursa CBOT justru membukukan penurunan (25/10). Harga komoditas ini melemah karena permintaan terhadap komoditas jagung di AS mengalami penurunan.
Seiring dengan kenaikan harga jagung yang hingga saat ini masih bertahan di atas level 7 dolar per bushel, para pembeli mulai menurunkan pembelian dari AS. Para pembeli jagung mulai mencari pasokan dari negara lain yang harganya lebih murah. Penurunan pembelian terutama dilakukan oleh para peternak yang menggunakan jagung sebagai pakan ternak.
Jagung merupakan tanaman dengan nilai terbesar di AS yang mencapai 76.5 miliar dolar di tahun 2011 lalu.
Harga jagung berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember mengalami penurunan sebesar 0.2% dan ditutup pada posisi 7.545 dolar per bushel. Harga jagung telah mengalami penurunan sebesar 11% sejak mencetak rekor tertinggi pada tanggal 10 Agustus lalu di level 8.49 dolar per bushel. Akan tetapi harga jagung masih bertahan di atas 7 dolar per bushel.
Analis Vibiz Research menilai bahwa pergerakan harga jagung dalam jangka pendek akan cenderung berada pada pola melemah. Harga jagung sendiri belum memperoleh dorongan penguatan yang signifikan di mana kondisi ekonomi global masih mengkhawatirkan. Untuk saat ini harga jagung diperkirakan akan mengalami pergerakan pada kisaran 7 – 8 dolar per bushel.

No comments:

Post a Comment